SEBUTIR PARAFIN
Melihat langit menghitam di malam hari, aku jadi sering merindukan bintang yang jarang bersinar. Bulan bulat padat pun juga kerap tertutup. Tubuh sangat gerah, apakah hendak turun hujan? Sebentar, aku masih berdialog dengan sepotong kue. Kira-kira topik apa yang pantas untuk aku perbincangkan? perlukah aku memberikan ucapan manis? Atau aku harus menjadi Topper? Namun, aku hanya ingin membahasmu.
Aku bergurau dengan lilin kecil yang berdiri sejajar dengan angka. Garis umur kian bertambah, pikiran yang semakin menghabiskan banyak ruang dan harus terus berbenah. Aku heran kenapa bisa menyiapkan rangkaian semacam ini, padahal aku tidak pernah sekalipun melakukannya. Kata orang sebelum api itu padam kita sebaiknya menyematkan sebuah do'a. sayangnya, lilin tidak pernah aku tiup sampai habis. Aku biarkan supaya mati dengan sendirinya. Karena aku selalu berusaha untuk melanggengkan kisah kasih dan usia kita sampai maut memisahkan.
Rompi kertas dan topi sanbenito sengaja aku lewatkan dan tidak memakainya, aku tidak tega dengan cerita masa lalu. Dimana menjadi hukuman kesesatan, utamanya masa Inkuisisi Spanyol. Bukannya ingin membahas agama, namun bagiku sesat bisa berarti menduakan tuhan. Aku tidak ingin menduakan orang yang selama ini aku cinta. Aku takut dalam penafsiran itu, namun aku hanya tidak ingin kita saling berpaling.
Pita warna warni adalah bagian yang tidak mungkin aku tinggalkan. Setiap warna memiliki filosofi dan pesan tersirat. Mulai dari lingkungan, kesehatan hingga kepedulian sosial yang tinggi. Aku selalu berharap diantara kita selalu ada yang seru. Kita punya pikiran terbuka untuk saling menerima. Kita menyimpan banyak warna dan tidak hanya berpacu pada satu rona saja.
Untuk menjaga suasana agar tetap menyenangkan. Aku memasang balon warna-warni. Sebelumnya aku tiup satu persatu. Meski berbau lateks, aku tetap memberikan napasku. Saat semua sudah selesai, aku tata serapi mungkin. Namun ada satu balon warna ungu yang tidak sengaja tertusuk gunting. Balonnya pecah, namun tetap terikat di tali yang sama. Bagiku sebesar apapun masalah yang akan kita hadapi, semoga kita tetap berdiri pada satu pondasi yang sama selamanya.
Terdiam, hampir saja aku lupa. Setelah memasang pertanyaan bulan ini milik siapa? Aku sudah menemukan jawabannya, bulan ini benar milikmu. Selain itu, bulan ini menjadi momentum yang sangat kuat untuk melakukan banyak kebaikan. Sepertinya hal baik juga datang darimu. Aku mendengar lantunan sangat indah, cepat tanpa terbata. Bagaimana orang lain juga cermat menyimakmu. Barangkali kamu tengah asik membaca kalimat tuhan sang maha esa. lagi-lagi tetap saja cantikmu selalu bertambah, ditambah dengan mukena rayon yang kamu kenakan. sungguh lengkap sudah.
Percaya diriku sebagai lelaki terkadang tiba-tiba suka hilang tanpa alasan pasti. Saat menatapmu, saat menoleh ke arahmu, semuanya hampir tidak terkendali. Aku coba paksakan, tetap saja cinta memang sering tumbuh tak beralasan. Aku yang melihatmu lebih rajin dan semangat di setiap hal. Barangkali aku hanya bisa mengirimkan do'a. kalaupun do'aku sudah sampai, apakah aku harus berjuang kembali untuk memantaskan diri? Semoga kita bisa saling mengerti.
Meski umur terus bertambah dan harus tetap terlihat dewasa. Setidaknya jangan mencoba menghilangkan sifat manja dan kekanak-kanakanmu. Percayalah aku akan selalu siap menerimanya
Komentar
Posting Komentar