TENGAH JATUH

Zaman kelabu air mata keluar begitu saja. Entah sebagai simbol bahagia atau luka. Dua hari terakhir aku tengah bosan dengan pikiranku sendiri, aku merasa heran kenapa manusia diberi rasa suka sedahsyat ini. Bukan sekedar suka, tepatnya lebih dari suka. Dahulu aku pernah mengaku menjadi orang paling kuat dalam segala hal. Cerita-ceritaku hampir tidak terdapat celah selain membahas cinta, cinta, dan cinta. Namun aku sangat lemah dalam memperlihatkan. 


Hukuman dari sang pencipta tengah datang, dalam perwujudan sikapku. Aku bisa saja seolah tidak mengenali orang yang sebenarnya aku cinta. Aku bisa seolah mengabaikan orang yang aku cinta. Aku bisa saja sepanjang hari mengabaikanmu, tapi tidak dengan isi kepalaku. Aku memang lihai dalam berpura-pura, namun aku tidak sehebat itu dalam menunjukkan rasa. Aku sangat senang saat melihatmu bahagia. Sepengecutkah itu diriku?

Ambigu sekali rasanya saat jiwaku dirundung cemas. Melihatmu tertawa dengan lelaki lain membuatku sangat kacau. Ingin aku hilangkan saja satu persatu lelaki yang disampingmu itu. Aku sangat ketakutan saat melihatmu melakukan kesalahan. Aku tidak punya kuasa untuk melarang. Sial, hatiku dipersesatkan oleh keadaan. Aku tidak mampu melihat suasana menjadi rusak. Pandanganmu mengalihkan, matamu terus berbinar. Gadis seperti apa dirimu?

Fana telah menyelinap, mulanya aku hampir tidak pernah percaya pada seseorang. Pintaku mengatakan semua gadis adalah sama, pandai berbohong dan pintar memanfaatkan keadaan. Sampai aku harus benar-benar mencari siapa yang paling pintar menghargai. Hingga aku menemukan kembali sesosok menarik untuk aku tarik dalam pelukan. 


Ingatan dari sekian curhatan, beberapa sudah aku dengar. Aku sempat ragu dengan diriku, apakah bisa tegap disampingmu? atau hanya mendengar cerita bahagiamu dengan orang lain? aku beri sekat. Sepertinya jadwal pertemuan kita terhitung cukup kerap, apakah pertanda kisah kasih kita segera terukir dalam sekejap? Jatuh hati yang tumbuh dari kebiasaan jauh lebih menyenangkan, daripada mengejar hati seseorang yang baru kenal sehari.

Rasanya jatuh cinta membuat manusia tak berdaya. Mulut dan tulang rahangku terasa kaku dan tidak bisa berkata apapun. Aku mati dibunuh bingung, perasaanku terhambur kabur. Mendengar suara dan tawamu aku lemah, sedetik pun tak melihatmu aku gelisah. Aku sadar kekuatan manusia dalam mencintai sangat terbatas. Cinta yang sering diagungkan seringkali terasa bungkam. Hari dari sekian pertemuan berujung canggung. Apakah jiwaku selemah ini? 


Aku tidak ingin terlihat memantaskan. Aku ingin cinta juga tumbuh dari orang selain diriku. seorang teman kutanyai, bagaimana cara untuk dicintai? jawabannya sederhana amat mendalam. Jadilah dirimu sendiri. Seketika aku merenung, aku ingin benar-benar menjadi diriku sendiri.

Cinta memang sangat membingungkan, kemarin aku mencintaimu, hari ini aku mencintaimu, besok aku tetap mencintaimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAWAR DI BUMI RAFFLESIA

CANTIK SEUTUHNYA