MAWAR DI BUMI RAFFLESIA

Alis berkedut bab mendambamu masih terus berlanjut. Seberapa sering hujun turun, sebanyak apapun rintik terhambur aku masih merasakan rasa yang sama. Sudah selama itu waktu-waktu abai terlewat aku hampir tidak menyadarinya. Selamat kalau dirimu menyudahi terlebih dahulu. Aku tidak pernah mempersiapkan apapun.

Kalau boleh mengingat, beberapa tahun lalu aku menuliskan beberapa kata. Aku bingung menamainya aku tulis saja semua judulku adalah kamu. Aku juga tengah berjanji untuk tidak menautkan hati pada siapapun sebelum tujuan pertamaku usai. Ujian terberatku juga teratasi. Aku pernah menyebut ujian terbesar perihal jatuh hati. Sampai kini masih tertahan. 

Terkadang aku juga sempat berpikir setiap teringat tentang dirimu hanya bermunculan tangisan. Semakin hari semakin terus-terusan. Beberapa paparazi masih tersimpan dengan rapi. Aku juga tidak henti memperhatikan setiap penampilan yang selalu menarik hati. Suara khas yang terdengar, pancaran mata yang berbinar, semuanya. Aku tidak sanggup menatapmu berlama-lama.


Kata orang, saat alis berkedut tandanya ada seseorang yang tengah merindu. Terkadang Aku tidak percaya dengan cerita kuno semacam itu. Namun, aku juga penasaran entah siapa yang sedang merindu? kemarin aku sempat melihatmu, tertutup kain masker di wajah. Aku menduga dirimu belum dandan sepenuhnya. Padahal tidak perlu risau, dirimu tetap cantik utuh tanpa berhias sekalipun.

Aku jadi teringat saat melihatmu pertama kali, walau bermasker aku tahu dirimu sangat cantik sekali. Bagaimana kerudung segi empat melipat, menutup rambut dan lehermu serta tote bag besar yang kamu bawa. Awalnya aku tidak pernah berani memperkenalkan diri. Entah jalan apa yang sudah terjadi sampai kita saling mengenal. Dahulu penutup wajah kamu pakai sebab ada wabah, sekarang karena belum terpoles bedak di wajah. Lucu dan sangat menggemaskan. 


Mungkin aku hanya menitip pesan agar kamu selalu menjaga diri dengan baik, jangan mudah percaya dengan siapapun. Dan jangan terbuai dengan lelaki manapun hanya karena dirimu merasa sepi. Aku turut senang pernah mengenalmu. Jika kelak dipertemukan kembali aku sangat ingin takdir berkata baik dan keberuntungan selalu memihak pada kita. Kalau memang dirimu sedang menjalin hubungan dengan seseorang, cobalah tanya sekali lagi apakah dia benar-benar mencintaimu atau hanya sekedar mengisi kekosongan hati.

Perihal jatuh hati, tidak semua tangisan berwujud air mata. Saat air mata surut, bisa jadi berubah menjadi kata yang saat ini tengah kamu baca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENGAH JATUH

CANTIK SEUTUHNYA