DIAM TERTANGKUP
Langit terlihat gelap bulan tertutup awan mendung, sementara aku menyangkal waktu bertemu. Alam terlihat datar, sikap acuh kepada manusia yang seringkali meninggikan dagu. Keangkuhan dalam bertutur kata, apa salahnya menahan perkataan yang seharusnya tidak pantas diucapkan. Aku heran dengan keadaan membingungkan ini. Situasi sepi terus-terusan melekat dibawah telapak kaki. Rasanya ingin aku injak saja, agar musnah seketika.
Sebetulnya tadi malam aku tidak sengaja bermimpi, entah buruk atau baik. Aku kurang tahu, yang jelas aku bermimpi sebagain rambutku banyak yang brondol sampai-sampai aku bersedih hati. aku bingung ada sebuah pertanda apa. Menurut buku yang beberapa tahun lalu aku baca, mimpi yang seperti itu memiliki arti takut kehilangan. Jujur saja aku sangat takut kehilangan dirimu.
Dalam memilih beberapa fase yang semestinya hasus dijalani, ternyata banyak hal yang belum terpenuhi malah kita sudahi. Aku selalu ingin memberikan upaya apapun agar sisi dari setiap kita tetap berdiri kokoh. Namun pada kenyataannya, Kita lebih suka untuk tidak menjalani apa yang seharusnya kita jalani. Pada kenyataannya, memilih untuk tidak saling mengenal ternyata jauh lebih menyakitkan.
Setiap apapun yang menjadi objek seteru diantara kita berujung kata sesal. Dari sekian kisah yang seharusnya mesra bahkan lupa bagaimana sekenario yang harus terjadi tidak mungkin terulang kembali. Dan hal yang aku takutkan sedang terjadi. Bertemu untuk mengakhiri, dan mengenal untuk saling meninggalkan.
Kali ini, aku harus berdiri di atas kaki sendiri.
Aku sudah putuskan. Sepertinya aku tidak perlu menaruh hati pada siapapun lagi, sampai ada seseorang yang benar-benar mampu menghargai. Jangan sampai, yang mulanya cinta hampir gila malah menjadi benci setengah mati. seketika series memikirkanmu langsung aku sudahi.
Dari kalimat-kalimat yang sudah aku tulis, hingga bagaimana dirimu terpaut dengan orang lain. Aku ingin memberi pesan sekali lagi. Tidak perlu berlebihan, aku takut kamu dikecewakan. Aku tidak mau dirimu sakit berkepanjangan. Aku tahu bagaimana kisah-kisah yang kamu jalani saat ini. Terlihat biasa, dan tidak begitu menarik. Tidak perlu dipaksa agar terlihat mesra. Jujur saja aku tidak berminat melihatnya.
Setelah melihat ceritamu tak kunjung mesra, harapanku cukup sederhana. Jika salah satu darimu ada yang bosan, semoga sedikitpun tidak ada tangisan. Aku akan mengenalmu sebagai orang yang harus dipedulikan. Karena bahaya sekali jika orang sepertimu tiba-tiba hilang kendali.
Hal paling menyakitkan bagiku adalah berpura-pura tidak mengenali orang yang sebenarnya kita cintai.
Komentar
Posting Komentar