PERIHAL PIKIRANMU SIAPA YANG TAHU?

Musim gugur belum usai, dan air mata pun tak kunjung surut juga. Meski begitu aku masih menjumpai kabar baik lain, ada Padi yang siap dituai. Maknanya aku tetap diberi kesempatan untuk bertahan dan menunggu. Menunggu hal apa lagi yang harus kujumpai di dalam pikiranku selanjutnya. 

Keesokan hari, setelah aku mengantar ibuku ke rumah temannya untuk membayar arisan. Sambil membawa beberapa sayur dan daging untuk dimasak, persiapan acara hajatan nanti malam. Tiba-tiba muncul seseorang yang membawa sebuah suratan. Kupikir untuk ibuku ternyata diberikan kepadaku. Sebentar, aku bacakan isi suratnya.

"Hai orang baik, masihkah ingat dengan diriku? Diriku yang katamu lugu ini. Masihkah tersimpan foto candidku? Foto yang kamu ambil secara diam-diam, padahal aku sering meminta untuk menghapusnya. Masihkah fotoku ada di memori ponselmu? Oh ya, kemarin kita ketemu, kenapa kamu tidak menyapaku? Masihkah kamu menyimpan nomorku? Sepertinya, tidak ada lagi muncul pembaruan cerita. Apa kamu memblokirnya? Semoga saja tidak. Surat ini jangan lupa kamu baca sampai selesai ya, sekian dari aku gadis lugu, katamu >_<."

Setelah membaca surat singkat darimu. Jelas, aku sangat tidak memahami apa yang kamu tuliskan. Ternyata tulisannya persis seperti soal ujian yang harus aku jawab satu persatu. Beberapa pertanyaan memaksaku untuk mengingat sesuatu yang terjadi pada "kita". Beberapa pertanyaan memaksaku untuk melihat kembali gambar indahmu, yang ku ambil beberapa tahun lalu.

Aku bukanlah paranormal yang harus menebak-nebak apa yang kamu pikirkan. Aku juga bukan ahli penafsir isi hati. Dan aku juga bukan ahli mediasi dalam sengketa otak melawan hati. Aku adalah aku, ketika dipaksa melupakanmu malah terus mengingatmu.

Aku bukan paranormal, tapi aku normal menginginkanmu 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAWAR DI BUMI RAFFLESIA

TENGAH JATUH

CANTIK SEUTUHNYA