AKU KAKU DIHANTAM RINDU
Telah datang kuasa hukum alam pembawa cahaya kebahagiaan semesta. Kasus demi kasus teratasi. Saksi-saksi palsu telah mati terhabisi. Terimakasih sudah singgah, terimakasih sudah datang dan menetap disetiap pertemuanku. Pertemuan yang sangat indah, sampai seorang pun tidak pernah tahu bagaimana luasnya mengukir kisah abadi untuk hadapi.
Sesadar kata sapa yang paling indah adalah sebelum kita saling mengenal, namun sudah nyaman dengan lirikan. Lirikan tajam menusuk ketenangan paling dalam. Aku tidak pernah membayangkan bertemu seseorang yang langka. Tidak puas jika harus melihat sekali saja.
Aku selalu mengombal ambil namamu disetiap waktuku. Waktu ini, waktu itu, waktu-waktu antara pertemuan kamu dan aku. Di mana pun dan kapan pun. Kamu, orangnya. Sesosok candu pembawa rindu. Sesosok damai pembuat semua orang ramai, begitu banyak suara yang membicarakan kamu. Hingga aku hanya bisa diam, diam dan diam. diam-diam memperhatikan.
Aku sudah mewanti wanti agar tidak merasakan kerinduan. Rindu yang meracun menyebar ke seluruh pikiran. Ke seluruh sela sela tubuh yang seharusnya tidak pantas menerimanya. Tetap saja semua datang secara tiba-tiba. Tidak dengan air mata. Tidak dengan teriakan mengganggu di tengah jalan. Aku terus mencoba agar tetap tegar. Menuangkan segala kesakitan kedalam kertas putih yang paling tabah menerima keluh kesahku. Namun, ingatanku tidak bisa dipengaruhi. Semua masih tentangmu.
Sungguh aku tidak ingin benar benar melupakanmu. Aku tidak ingin secuil pun menghapus bilikmu dari ingatanku. Aku hanya ingin semua yang telah pudar agar tidak tersebar, hingga barang kecil tak bersalah pun menjadi korban. Itu saja, aku hanya ingin itu saja. Kini aku kaku terhantam rindu.
Rindu tidak mengenal waktu, selarut ini dan setiba-tiba ini.
Komentar
Posting Komentar