Jalanan terguyur air hujan, paras cantikmu tertutup debu-debu. Bolehkah aku mengusapnya? Setelah kemarau berkepanjangan aku tidak mengira akan tiba saatnya turun hujan. Aku tidak bisa menafsirkan, apakah hujannya tersemat sebuah pertanda. Kalau dipikir-pikir suasana hatiku juga tidak sedang bersedih. Bintang yang kemarin sempat menghilang, sudah aku temukan kembali. Dimana? di dua bola mata indahmu. Mata-mata saat setelah dipejamkan, bermunculan keindahan khas. Semula dipalingkan, kini menjadi tatapan tajam. Aku sangat menyukainya. Sebelumnya aku ingin meminta maaf, kalau bahasaku sedikit kaku. Aku menulis sembari menjaga jemariku agar tidak bergemetar. Seharian aku hujan-hujanan, aku berlari, aku terpeleset dan aku terjatuh, di pelukanmu. Biar saja aku berjatuh-jatuhan. Aku tidak ingin terjadi sesuatu denganmu. Jangan sampai ada luka, sebab aku tidak akan memaafkan diriku sendiri. Meski tidak begitu terlihat, aku sangat ingin menjagamu. Sudah, aku tengah berbahagia. Ciptaa...
Komentar
Posting Komentar