KALAU KASIH MENYAMBAR PULAU SEBERANG
Sehelai pasmina menampar raut pasang muka, kaki-kaki dari beribu janji patah terkhianati. Senyum ayu gadis lugu sudah menjadi palsu. Sentuhan tangan mungil hanya sebatas rayu, dan kalimat yang sempat terucap semata syair lagu. Sungguh tak ada keraguan lagi bagiku. Kali ini, aku ingin benar-benar melupakanmu. Bagiku melupakan adalah prasarana singkat agar hati lekas kembali pulih dengan cepat. Aku mungkin sebagian kecil ceritamu. Dari sekian orang yang selama ini kamu temani. Aku hanya segelintir ruang yang mungkin ada di kepalamu. Aku hanya secuil gelimang pasang nyawa yang ada di hatimu. Atau bahkan tidak sama sekali. Apa aku yang terlalu berlebihan dalam memahami isi hati? Aku tidak pandai membedakan antara mata tulus dan mata yang sekedar mengasihani. Semuanya sama, sama-sama indah untuk aku pandang. Setelah beberapa pekan dalam fase pemulihan diri, aku mencoba menyambangi tempat langka. Tempat sepi dari cerita palsu. Dalam rangka mencari ketenangan isi hati, aku me...